MENEMBUS AUDISI AKTING
Oleh M Ahmad Jalidu*
Mendengar kata “Audition” atau “Audisi” akan menyeret kita pada sebuah acara seleksi penjaringan bakat ataupun serangkaian seleksi band untuk sebuah pemanggungan atau acara TV. Itu benar, tapi mestinya kata itu juga merujuk pada proses seleksi aktor yang sementara ini di Indonesia lebih dikenal dengan istilah “casting”. Tidak masalah, tapi sejak paragraph ini, setiap kata “audisi” yang saya tulis, yang saya maksudkan adalah “casting”, serangkain uji kelayakan untuk memilih aktor bagi sebuah proyek film ataupun teater.
Di AS (meski saya hanya tau melalui internet), tampaknya di sana audisi adalah sebuah peristiwa yang sangat akrab terutama bagi para aktor dengan tingkat “kelarisan” menengah ke bawah. Agency-agency tumbuh subur (agency aktor, bukan agency modeling), dan pengumuman dibukanya sebuah audisi biasanya disampaikan ke berbagai agency dan lembaga-lembaga asosiasi aktor. Ratusan lembaga kursus akting pun menempatkan materi tips audisi dalam kurikulumnya.
Lain halnya di Indonesia, utamanya di Jogja, meski teater dan film Indie bisa dikatakan subur dengan sesekali datang pula proyek film nasional berlokasi di Jogja dan menyerap sebagian tenaga aktor dan perfilman Jogja, peristiwa audisi ini masih bisa dikatakan jarang. Kebanyakan film baik indie maupun film komersial lebih banyak menyederhanakan langkah dengan langsung menghubungi komunitas-komunitas berbasis akting seperti agency modeling, kelompok teater dan jaringan aktivitas budaya. Lebih banyak lagi proses audisi dilakukan nyaris tanpa prosedur khusus yaitu dengan melakukan perburuan langsung dan menghubungi person-person yang diincar atau melalui jaringan pertemanan dengan si creator atau penanggung jawab casting.
Kenyataan ini menimbulkan impian untuk bergabung dalam sebuah pertunjukan teater besar atau film menjadi tidak begitu berani dipupuk di kalangan calon aktor yang sempit pergaulannya. Kenyataan ini bukannya menunjukkan sebuah jalan buntu bagi impian kesuksesan di bidang keaktoran, hanya saja membutuhkan “strategi yang lain” dari strategi standar sebagaimana dilakukan para aktor muda di pusaran Hollywood. Meski tidak sepenuhnya revolusioner dan bisa dikatakan sederhana, beberapa tips di bawah ini bisa Anda lakukan untuk mengejar impian manjadi aktor laris.
- Menguasai ketrampilan Akting.
Syarat ini jelas tidak bisa ditolak. Anda Tidak mungkin bisa menjadi guru tanpa ketrampilan mengajar, Anda tidak bisa menjadi fotomodel laris meski Anda sangat seksi tapi tanpa dibarengi skill dalam berbagai pose dan ekspresi di depan kamera. Menjadi aktor, jelas menuntut ketrampilan akting. Bergabunglah dengan UKM teater, sanggar teater, kursus akting dan atau perguruan tinggi teater. Anda mungkin saja memiliki bakat alam yang membuat Anda memukai di panggung atau di depan kamera, tapi tanpa ada keterlibatan Anda di lembaga-lembaga atau komunitas semacam itu, Anda sangat bisa diragukan.
- Menyiapkan Curiculum Vitae yang menarik.
Curiculum Vitae tidak hanya dibutuhkan oleh seorang pencari lowongan kerja, trainer atau pembicata seminar. Calon aktor juga harus memiliki CV yang diprint dengan menarik. Di dalamnya Anda menuangkan sejarah atau Daftar Riwayat hidup dengan dilengkapi daftar pengalaman di bidang keaktoran, bermacam prestasi dan tentu saja beberapa foto diri baik close-up maupun full body. CV ini bisa Anda kreasi berbeda dengan CV standar untuk melamar kerja di perusahaan biasa. Anda bisa membuat desain semacam brosur/booklet pribadi yang membuat Anda tampak menarik. Ingat, “membuat Anda tampak menarik” bukan berarti membuat keterangan palsu yang berlebihan, tetapi menyampaikan dengan cerdas apa potensi yang Anda punya.
Tidak semua proyek audisi di Indonesia meminta CV Anda, tetapi meski tidak diminta berikan saja CV itu pada Casting Director, dan ia akan mengingat Anda lebih jelas daripada orang lain.
- Teknik Muncul (1)
Kata ini hanya kata olok-olok yang saya ambil dari teknik akting panggung. Yang saya maksud adalah Anda harus menjaga dan intens memunculkan diri Anda. DImana? Tentu saja di dalam acara-acara yang di sana memiliki kemungkinan bertebaran para pelaku kesenian. Misalnya saja menonton konser musik, menonton teater, diskusi dan workshop seputar akting, film dan teater bahkan tari. Anda juga harus bergaul luas dengan bermacam kelompok kesenian atau orang-orang yang bekerja di Production House tak peduli apapun jabatan dia. Ingat, rekomendasi “orang dalam” biasanya dipakai dalam proses audisi. Jadi intinya carilah koneksi yang luas dan pastikan Anda pernah dan sering dilihat oleh sebanyak mungkin orang.
- Teknik Muncul Tidak langsung (2)
Yang saya maksudkan adalah menancapkan nama Anda di benak banyak orang menggunakan berbagai media yang Ada. Misalnya saja ketika Anda bergabung dalam sebuah proyek akting, usahakan proyek itu (meski bersifat amatir sekalipun) Anda tulis di media seperti Koran, majalah, blog, ataupun jejaring sosial. Anda juga bisa melakukan dengan cara rajin menulis artikel, resensi buku atau resensi pertunjukan di media cetak atau online. Ini Akan membuat nama Anda terbaca dan dikenal banyak orang. Popularitas seringkali menjadi factor bagi penentuan casting bahkan tanpa sengaja yaitu ketika nama Anda sudah popular di otak casting director.
- Memanfaatkan Jejaring sosial dan media online.
Langsung saja saya sebut Youtube. Media video online ini telah membuktikan mampu mengangkat banyak orang. Sebut saja Fun Two (gitaris), Shinta dan Jojo (keong racun), penyanyi lagu Udin dari Lombok, dan terlahir Briptu Norman Kamaru. Mereka bahkan popular tanpa senagaja dan nasib menggeretnya ke dunia artis. Anda memang tidak perlu meniru persis kelakuan mereka, tetapi setidaknya Anda bisa memanfaatkan media ini untuk memajang “data tambahan” bagi CV Anda.
- Terus melengkapi senjata
Apa senjata calon aktor? Tentu saja ketrampilan Akting. Tetapi hukum kemampuan di bidang apapun adalah sama. Yaitu, hanya sebagian orang yang bekerja di bidang tertentu meski jauh lebih banyak orang mampu melakukannya. Banyak orang berbakat dan lulusan sekolah akting. Tetapi akan hanya ada sedikit orang terpakai dalam dunia panggung dan film. Jadi, pinter akting saja menjadi tidak cukup. Anda perlu menunjukkan pada dunia bahwa Anda lebih dari sekedar mampu berakting. Lakukan aktivitas lain seperti bermusik, ngeband, olahraga, petualangan, mempelajari cabang seni lain dan sebagainya. Ini akan membuat orang lebih terkesan pada Anda kerena kelengkapan kemampuan Anda, juga melahirkan kemungkinan popularitas yang lebih baik.
- Membuka mata dan telinga
Buka mata dan telinga lebar-lebar untuk menemukan peluang audisi. Ingat tidak semua audisi dilakukan dan diumumkan secara terbuka. Anda perlu membuka mata dan telinga tidak hanya di media cetak dan online, tapi juga dalam pergaulan, obrolan meja sebelah di café nongkrong Anda, bahkan di biskota dan Kereta Api.
- Supel, Sabar dan Yakin
Terakhir adalah pastikan Anda selalu memiliki kepribadian yang baik. Ramah dan menunjukkan semangat kerja serta supel dan mudah bekerjasama. Citra ini penting bagi pemula dan bahkan mereka yang sudah bertengger di papan aktor duniapun perlu memelihara ini untuk kelestarian karir mereka. Sehebat apapun potensi Anda, sutradara bisa saja enggan mengingat nama Anda jika Anda menyebalkan!
Tidak ada jaminan tips-tips yang jitu dan bersifat “success soon”. Tips di atas disusun berdasarkan logika. Anda saya sarankan menjalankannya dengan berbagai improvisasi yang cerdas dan tentu saja kesabaran yang diikat bersama keyakinan. Tanpa itu, jangankan sutradara, Tuhanpun akan ragu-ragu apakah Anda-benar-benar pantas menjadi aktor atau tidak. Ingat, prinsip utama ada di judul artikel ini, Audition Everywhere - Everytime. Anggap proses Audisi sedang berjalan di mana-mana dan kapanpun. Jadi yakini bahwa Anda selalu sedang dalam keadaan diuji dan diamati meski Anda sedang antri di bengkel atau tambal ban.
Selamat berjuang. Semoga sukses!!
* Penulis dan Sutradara, instruktur Akting di Sekolah Seni Jogja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar