WONG AGUNG ING BUMIWANGI
KETHOPRAK RINGKES TJAP TJONTHONG
KETHOPRAK RINGKES TJAP TJONTHONG
CONCERTHALL TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA
10 DAN 11 AGUSTUS 2013
PUKUL 20.05 WIB
PUKUL 20.05 WIB
PEMAIN
Bayu Saptama, RM Condroyono, Nano Asmorodono, Novi Kalur, Rini Widyastuti, Marwoto Kawer, Den Baguse Ngarsa, Yu Beruk, Sronto, Sarjono, Bagong Trisgunanto, Rio Srundeng, Hargi Sundari,Kliwir, Benyek, Doyok K, Anom, Dugul, Maryono, Nicky, Eko, Yoga, Supri, Ranto
Mendengar Nusarukmi merdeka, Ki Ageng Bumiwangi sebagai pemimpin negara di Bumiwangi langsung mengambil keputusan tegas yaitu menggabungkan negaranya menjadi bagian dari negara Nusarukmi. Langkah yang kelihatan aneh dan nekad ini ternyata memiliki tujuan yang lebih besar yaitu menjadikan negara yang lebih besar dan benar benar terbebas dari penjajahan.
Nusarukmi sebagai negara baru ternyata masih sangat ringkih. Musuh datang lagi. Bumiwangi bukan mendapatkan fasilitas atau kenikmatan kenikmatan yang diberikan oleh Nusarukmi, tetapi harus banyak berkorban demi negara baru tersebut. Ki Ageng Bumiwangi tampil sebagai penyelamat. Ia harus melindungi dan menghidupi Prabu Gurnita Negara dan seluruh pembesar Nusarukmi yang melarikan diri karena keadaan di pusat negara kacau.
Kekacauan makin menjadi dan merambah daerah Bumiwangi. Prabu Gurnita Negara dan Patih Adnyana Praja ditangkap musuh. Ki Ageng Bumiwangi mengambil alih kepemimpinan. Dengan bantuan Senapati Bastugarba, Ragawaja, Mas Rara Tarasanti dan seluruh rakyat Bumiwangi, musuh dapat dikalahkan.
Pengorbanan demi pengorbanan telah diberikan. Di saat Nusarukmi telah aman, Ki Ageng Bumiwangi mengembalikan kedudukannya kepada Prabu Gurnita Negara dan menyumbangkan sejumlah uang untuk modal awal jalannya pemerintahan di Nusarukmi. Sebagai penghormatan atas jasanya, Prabu Gurnita Negara mengangkat Ki Ageng sebagai pemimpin tetap di Bumiwangi.
Jaman berganti. Kepemimpinan Nusarukmi dipegang oleh Bastugarba dan Ki Ageng Bumiwangi diangkat menjadi patih. Keadaan negara lebih makmur, tetapi disana sini banyak terjadi ketidak adilan dan ketidak beresan. Tiba tiba ki Ageng Bumiwangi mengundurkan diri dari jabatan patih, dengan alasan ia sakit mata yang menyebabkan ia tidak dapat bekerja secara maksimal. Suatu alasan yang dianggap tidak masuk akal. Semua orang bertanya, apa yang sebenarnya terjadi sehingga Ki Ageng Bumiwangi mengundurkan diri? Jangan jangan ada ketidak cocokan antara Bastugarba dan Ki Ageng Bumiwangi? Rakyat tidak pernah tahu jawabannya.
Mendadak terdengar dering telephon di mana mana. Kabar duka menyatakan Ki Ageng Bumiwangi telah wafat. Masyarakat sedih dan tidak dapat menerima kenyataan, kalau Ki Ageng Bumiwangi meninggal akibat sakit mata.
HTM : FESTIVAL 20.000 - VIP 30.000 - VVIP 50.000
RESERVASI : @INFOSENIJOGJA Telp.085729320295
TEDJO BADUT Telp.08996880778
Tidak ada komentar:
Posting Komentar